Oleh Ika Widyas Tuti

Mahasiswa INISNU Temanggung

Pendidikan merupakan usaha manusia dalam mengubah tingkah laku, sikap dan mengembangkan potensi sebagai bekal untuk kelangsungan hidup mereka. Pendidikan di Indonesia terdapat Pendidikan Fomal,Informal, dan Non Formal, dan terbagi menjadi 3 tahapan yaitu anak usia dini (PAUD/TK), Dasar (SD/MI), Menengah (SMP/MTs. SMA/MA)), dan Tinggi. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,yang mengatur aspek kehidupan yang disebut pendidikan di lingkungan masyarakat dan Negara. Seperti yang tercantum dalam peraturan tersebut, pemerintah mengusahakan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjamin seluruh masyarakat untuk berpendidikan seperti yang tercantum dalam isi UUD 1945.

Tetapi sepertinya hal tersebut belum sepenuhnya terlaksana karena sampai saat ini masih banyak anak-anak usia sekolah yang belum merasakan bangku sekolah, serta banyaknya anak Indonesia yang memiliki IQ rendah yang disebabkan oleh beberapa faktor diantarnya faktor lingkungan, gizi yang belum terpenuhi, sarana dan prasarana sekolah yang belum memadai dan juga pendapatan keluarga yang minim. Hal tersebut dibuktikan dengan data yang dikeluarkan oleh World Population Review tahun 2022, bahwa IQ penduduk Indonesia 78,49, dan Pendidikan di Indonesia menempati urutan ke- 130 dari 199 Negara, dengan begitu dapat disimpulkan bahwa Mutu Pendidikan di Indonesia sangat rendah. 

Seperti yang disebutkan di atas, salah satu faktor yang menyebabkan mutu pendidikan di Indonesia rendah yaitu kurangnya sarana dan prasarana serta administrasi yang digunakan di sekolah seperti manajemen pendidikan di sekolah tersebut. Manajemen pendidikan yaitu proses perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya dengan tujuan untuk mencapai pendidikan yang efektif, efisien dan lebih terarah. Menurut Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien” Manajemen pendidikan bertujuan untuk menciptakan perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel dan meningkatkan citra positif pendidikan di Indonesia, karena memang manajemen pendidikan sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Selain itu manajemen pendidikan juga bertujuan untuk mewujudkan suasana belajar yang aktif,kreatif dan efektif sehingga peserta didik semangat dalam menempuh pendidikan, dengan demikian akan menghasilkan hasil pembelajaran yang memuaskan bagi peserta didik maupun pendidik.

Pengelolaan PAUD membutuhkan suatu perencanaan yang partisipatif. alam melaksanakan manajemen pendidikan tentunya harus melibatkan semua pihak yang terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan menyusun program-program yang akan di laksanakan oleh sekolah tersebut. Manajemen pendidikan memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah perencanaan (planning), pengrganisasian (arganizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Agar mencapai pembelajaran yang aktif,kreatif,efektif,dan efisien seperti yang dicantumkan dalam tujuan manajemen tersebut, RA Masyithoh Kupen menyusun manajemen pendidikan seperti visi misi lembaga, menyusun perencanaan pembelajaran diantaranya program tahunan (Prota),program semester (Promes), Rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), serta penyusunan Kurikulum. Penilaian dan evaluasi yang digunakan di RA Masyithoh Kupen yaitu observasi, catatan harian, anekdot, unjuk karya ,hasil karya, dan foto berseri. Selain itu RA Masyithoh Kupen juga bekerjasama dengan orang tua dalam mewujudkan lembaga yang bermutu yaitu dengan mengadakan rapat rutin untuk mengevaluasi kinerja pendidik dan kemajuan perkembangan anak serta rutin mengadakan kegiatan di luar kelas (outdoor) untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan seperti tujuan manajemen pendidikan diatas.

Tenaga pendidik juga berpengaruh besar dalam meningkatkan mutu lembaga karena tenaga pendidik yang bertugas dalam menjalankan tugas administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan. Tenaga pendidik juga harus mempunyai keahlian yang besar dalam memberikan pengetahuan kepada peserta didik, dan mengenali siswa yang sulit belajar dalam beberapa aspek, dalam hal tersebut guru harus mencari jalan keluar agar peserta didik tersebut mudah menerima materi. Oleh karena itu seringkali tenaga pendidik dianggap orang tua ketika di sekolah. Selain manajemen pendidikan,dan tenaga pendidik, sarana dan prasarana sekolah juga sangat berpengaruh terhadap meningkatnya mutu lembaga, karena adanya sarana dan prasarana yang minim akan menghambat kegiatan pembelajaran peserta didik. Hal tersebut membuktikan bahwa sarana dan prasarana sangat menunjang kegiatan anak. Anak akan lebih senang dan semangat ketika sarana dan prasarana terpenuhi. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam meningkatkan mutu lembaga yaitu manajemen pendidikan, tenaga pendidik, serta sarana dan prasarana yang memadai.

 

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar