Temanggung, TABAYUNA.com - Mahasiswa dan mahasiswi STAINU Temanggung berburu berkah Isra' Mi'raj tahun 1939 H ini. Hal itu dilakukan dengan menggelar diskusi di aula STAINU Temanggung, Senin (16/4/2018).

Mereka yang tergabung dalam organisasi ekstra Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan organisasi intra yang terdiri atas  Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tarbiyah dan organisasi Unit Kajian Islam (UKI) membuat acara untuk memperingati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Acara ini dihadiri oleh Ketua Prodi PAI Luluk Ifadah, Dewan Pimpinan Mahasiswa (DPM ), presiden mahasiswa, ketua  Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan dihadiri oleh mahasiswa, baik jurusan Tarbiyah maupun jurusan Syari'ah. Acara diisi oleh para para pemateri yang merupakan dosen dari Jurusan Tarbiyah maupun dosen Syariah.

Acara berjalan khidmad, dibuka dengan menyanyikan lagu indonesia raya, mars STAINU dan lagu Mars Syubbanul Wathon. Kemudian pembacaan ayat suci al qur'an oleh bastoni,kemudian di isi oleh sambutan ketua panitia.

Menurut Irfan Cahyono Ketua Panitia acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mengenang sejarah penting umat islam yaitu Isra' Mi'raj yang mana inti dari acara ini adalahmahasiswa STAINU bisa lebih meningkatkan kualitas sholat kualitas betjamaah.

Kemudian di isi oleh sambutan presiden BEM beliau mengingatkan kepada para mahasiswa untuk bisa meramaikan acara ke depan yaitu acar diesnatalis STAINU.Tidak lupa sambutan dari kepala prodi PAI beliau sangat mengapresiasi kegiatan ini beliau berpesan kepada mahasiswa STAINU untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka memperingati hari besar islam.

Pemateri yang dihadirkan yaitu Sumarjoko M.S.I dosen dan Ketua Prodi AS STAINU Temanggung
dan Nashih Muhammad, M. H dosen Prodi ES STAINU Temanggung.

Materi yang disampaikan Sumarjoko mengenai historis atau sejarah Isra' Mi'raj. Isra' mi'raj sulit dipahami oleh orang awam,  karena memang penuh misteri.

Sumarjoko selaku pemateri menuturkan bahwa Isra' Mi'raj adalah sesuatu yang harus kita senantiasa ingat setiap tahunnya karena merupakan hari besar Islam.

Sementara gus Nashih sebagai pemateri selanjutnya menuturkan bahwa sholat dalam praktiknya tidak hanya cukup dilakukan dengan dimensi fiqhiyah akan tetapi juga diimbangi dengan dimensi ihsan agar mutu sholat mencegah kemungkaran dapat terjalin lewat kekhusyuan sholat.

Sementara Luluk Ifadah, dalam sambutanya mengatakan bahwa semua elemen kampus harus bersinergi dan menghidupkan kampus seperti halnya dengan acara acara diskusi PHBI seperti hari ini agar kampus tetap hidup dan roda organisasi tetap berjalan. (tb55/Dheta).
Bagikan :

Tambahkan Komentar