TABAYUNA.com - Penyantuman logo NU dalam sebuah pamplet bertulisakan "Ajak dan Hadirilah... Kampanye Terbuka Calon Gubernur Jawa Barat 2018-2023" oleh pasangan Ajat-Syaiku jelas-jelas membuktikan kekonyolan mereka. Mereka kurang akal dan tidak inovatif, justru mereka menciderai partai pengusungnya. Atas kelakukan amoral itu, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi mendesak agar Ajat-Syaikhu mencopot logo NU.

Baca: Pencatutan Logo HMI pada Kampanye Ajat-Syaikhu Akan Dilaporkan Polisi
Baca: Kehabisan Akal, Ajat-Syaikhu Catut Logo NU untuk Kampanye

Nahdlatul Ulama (NU) dari tingkat ranting sampai PB tidak pernah terlibat langsung dalam politik praktis. Namun, lagi-lagi ada yang mencatut logo NU untuk kepentingan politik yang jelas itu menunjukkan mereka kehabisan akal untuk meraih simpati masyarakat.

Dalam pamplet yang berbeda viral di media sosial itu, sesuai rencan akan digelar pada Ahad, 29 April 2018 pukul 08.00 WIB sampai selesai di Lapangan Mult Guna Bekasi Timur.

Dari kejadian itu, respon cepat dilakukan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi.  Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi Alit Jamaludin menanggapi tindakan pencatutan logo NU pada famplet kegiatan kampanye Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Ajat-Syaikhu (Asyik), yang akan dilaksanakan di Lapangan Multiguna Bekasi Timur, pada Ahad (29/4/2018) besuk.

"Kami dari PCNU Kota Bekasi dirasa perlu memberikan klarifikasi bahwa kami tidak pernah memberikan izin untuk pencantuman logo NU pada famplet kegiatan tersebut," papar Alit dalam siaran pers yang diterima Tabayuna.com, Jumat (27/4/2018) malam.

Pihaknya juga meminta kepada pihak pelaksana kegiatan untuk memberikan penjelasan terkait hal itu. Sebab sudah merugikan nama baik dan independensi NU sebagai ormas keagamaan, khususnya bagi NU di Kota Bekasi.

"Kami juga meminta kepada pihak pelaksana untuk menghapus logo NU pada famplet itu. Apabila dalam 1x24 jam pihak pelaksana belum menghapus dan memberikan penjelasannya, maka PCNU Kota Bekasi akan melaporkan pihak pelaksana kepada pihak berwajib," tambah dia.

Sementara itu, Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Bekasi Muhammad Jupri mengecam tindakan penyelenggara kampanye  Asyik. Kemudian, ia meminta tim kampanye Asyik untuk melakukan klarifikasi.

"Kami meminta mereka untuk meminta maaf karena NU bukan lembaga sponsor kampanye," katanya.

Menurut Jupri, NU terlalu kecil untuk dijadikan sebagai lembaga sponsor kampanye Asyik. Ia mendesak penyelenggara kampanye untuk meminta maaf kepada warga Nahdliyin.

"Kalau untuk mendulang suara bukan begitu caranya. Bukan dengan cara mencatut logo, tapi dengan visi-misi yang baik," tegasnya.

Seperti diberitakan Tabayuna.com sebelumnya, dalam pamplet itu, ada pencatutan logo NU di samping logo Muhammadiyah dan lainnya. Jelas-jelas, ini melecehkan NU karena tidak mungkin NU ikut ke politik praktis. Apalagi, partai pengusung pasangan calon di pamplet itu notebenya adalah diusung PKS yang jelas bermanjad bukan Ahlussunnah Waljamaah Annadliyah.

Dari tabayuna tim Tabayuna.com pada PWNU Jabar, ternyata PWNU Jabar tidak pernah ikut dalam kampanye atau mendukung secara kelembagaan di Pilkada Jabar 2018 ini. "Ini berita hoax kang. Itu biasa, ingin merisuhkan keadaan NU di Jawa Barat," kata Gus Hasan melalui pesan di grup WA AIS Jawa Barat, pada Jumat (27/4/2018) sekitar pukul 21.20 WIB malam ketika dikonfirmasi TABAYUNA.com

Gus Hasan juga melanjutkan, bahwa adanya logo NU dalam pamplet itu hanya pencatutan saja. "Muhun harus, tadai saya sedikit bicara sama Ketua Ansor Jabar, itu hanya pencatutan saja," tegas dia.

Sampai berita ini ditulis, postingan terkait pamplet kampanye yang ada logo NU hanya pencautan saja tanpa ada izin resmi dan PWNU Jabar. Warga NU di Jabar harus sadar dan melek, membuka mata jangan sampai terprovokasi dari gambar, pamplet, atau leaflet politik yang sengaja ingin menarik simpati warga NU. (Tb33/hi).
Bagikan :

Tambahkan Komentar