Tulisan KH. Machrus Ali
TABAYUNA.com - Tulisan bertajuk "Bandjir Fitnah Bertubi2 pada Alamat NU" oleh  al-maghfurlah KH Mahrus Ali (wafat 1985), pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo generasi kedua, menantu dari KH Abdul Karim pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, menjadi tesis bahwa NU dari dulu memang menjadi serangan kaum-kaum yang tak paham pola pikir NU.


NU sebagai ormas Islam moderat yang memiliki akidah, fikrah, amaliyah, dan harakah berfaham Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah yang tak berhenti menjaga Islam, NKRI, menjadi serangkan kelompol radikal sejak dulu.

Tapi, Allah sayang NU. Buktinya, menjelang usia 1 abad NU, fitnahan dengan berbagai gaya tak mempan.

Fitnah, propaganda, hoax, caci maki terhadap Nahdlatul Ulama itu sudah berlangsung sejak era hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari. Beliau menyebut pelaku semua ini ada dua kelompok, yaitu kelompok mutanawi'ah dan kelompok mutadafiah.

NU pernah dicaci maki sebagai bagian dari tiga setan desa. NU pernah difitnah sebagai bagian dari pengusung Negara Islam Indonesia (NII), dll., tergantung kondisi sosial politik waktu dan zaman. Bahkan caci maki sampai kepada pribadi Pengurus semisal Rois Aam PBNU KH Abdulwahab Chasbullah pun pernah difitnah sebagai sosok berontak palu arit.

Toh NU masih eksis hingga kini tengah gempuran para pembencinya. Kiai-kiai masih asik dengan rutinitas ke-NU-annya. Inilah indikator NU itu bermanfaat untuk bangsa Indonesia. Jadi perilaku buruk itu belum berhasil menghentikan NU dalam 100 tahun terakhir.

Tulisan KH Mahrus Ali di atas menjadi pemantik kita bersama untuk tetap menjaga akidah dan amaliyah serta harakan untuk tetap setia pada Islam, NU, NKRI. (tb33).
Bagikan :

Tambahkan Komentar