Oleh Faizun Rohman

Beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia digegerkan dengan beredarnya video salah satu ustadz yang mengatakan Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang sesat, dan merayakan maulid adalah merayakan kesesatan Nabi. Benarkah demikian? Atau itu sekadar asumsi ngawur tanpa data, dalil yang saheh dan ilmiah?




Pernyataan tersebut mendapat kencaman dan tanggapan dari banyak ulama. Salah satunya adalah Gus Muwafiq kiai NU dari Yogyakarta, beliau mengatakan "begitulah salah satu cara pandang wahabi, kita jadi orang NU jangan kaget"

Ustadz yang hari ini sedang naik daun adalah salah satu penggerak kelompok yang mengatasnamakan "Pemuda Hijrah".

Maka tak heran jika banyak generasi milenial yang tahu ustadz tersebut, terutama yang massif di sosial media, karena memang mereka aktif didunia gaib (Sosmed).

Terlepas dari itu, hari ini kita dihadapkan dengan sebuah kenyataan, ketika ada hal yang bisa membuat individu/kelompok tertentu menjadi populer tanpa fikir panjang dan memahami lebih jauh, mereka akan memakainya, Sebuah bentuk narsisme dan keinginan untuk diakui .

Tak luput yaitu tentang sesuatu yang sering kita lihat dan dengar yaitu kata-kata HIJRAH.

Fakta yang banyak terjadi, Hijrah yang berangkat bukan niat dari hati, digunakan menjadi bentuk pelarian untuk mereka yang sedang mencari jalan keluar dalam sebuah permasalahan yang sedang dialami, permasalahan Hubungan, keluarga, ekonomi dan lainnya.

Salah kaprah jika hijrah hanya diartikan perubahan cara berbusana, menutup diri dari kehidupan sosial, bahkan meninggalkan tradisi-tradisi hasanah yang sudah menjadi umum dilakukan oleh masyarakat Indonesia, Perlu kita fahami makna hijrah tidak sesempit itu, bukan untuk di pamerkan dan bukan untuk dijadikan sebuah patokan dalam kehidupan.

Bahkan tanpa kita sadari Hijrah yang dilakukan seakan-akan kita menjadi waras, sehat dan cerdas yang dulunya gila, tanpa melalui proses terlebih dulu.

Kehidupan yang lalu, kita adalah orang yang sangat kotor dan langsung berubah menjadi orang alim secara instan yang dibungkus dengan sesuatu yang di sebut HIJRAH. Dalam garis besar dengan kata-kata Hijrah masa lalu kita adalah orang yang buruk. Jika hijrah saja disalahpahmi dan diajarkan, dipromosikan, dan menganggap yang tidak hijrah itu sesat, apa maksudnya? Duh!

Wallahu a'lam
Bagikan :

Tambahkan Komentar