Abdul Munif Aliansi Masyarakat Mayong Cinta NKRI (tengah). (foto: istimewa). |
- Baca: Tak Masuk 200 Dai Pilihan Kemenag, Ustadz Abdul Somad Perlihatkan Angkuhnya
- Baca: Raja di Youtube, Ustaz Abdul Samad dan Khalid Basalamah tak Masuk 200 Ustaz Kemenag, Kenapa?
- Baca: Denny Siregar: Jangan Mau Dikibuli HTI
Dalam pernyataan sikapnya, Abdi Munif, selaku koordinator menyatakan penolakan atas segala bentuk gerakan radikalisme dan segala bentuk gerakan yang bertentangan dengan NKRI.
Pernyataan itu, akunya, dipicu beredarnya atribut khas ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) jelang kehadiran UAS yang diundang Ust Mudhofar ke pesantren-nya, Al-Husna, Mayong, Jepara.
“UAS belum datang saja, timnya dengan simbol-simbol HTI sudah masuk ke Mayong,” ujar Munif, di Desa Gleget, Mayong, Jepara, Senin (29/08/2018) malam.
- Baca: Inilah Daftar Pengurus Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Se Indonesia Dari Unsur ASN, PNS, Pengusaha Dan Lainnya
- Baca: Siap-siap, Menritekdikti Instruksikan Rektor Data Dosen yang Ikut HTI
- Baca: Usai HTI Bubar 7 Mei 2018, Umat Islam Wajib Lakukan 15 Hal Ini
Munif menyayangkan pihak keamanan yang dianggapnya kecolongan, "keamanan kok bisa kecolongan," imbuhnya.
Gara-gara simbol bendera HTI masuk ke Mayong, Munif menganggap desanya tercemari oleh ajaran khilafah yang bertentangan dengan NKRI. Padahal, Mayong adalah tempat kelahiran pahlawan nasional, RA Kartini.
“RA Kartini yang mengajari munculnya Sumpah Pemuda, itu di sini. Ratu Kalinyamat yang memperjuangkan penjajahan dari Portugis, juga dari sini,” tandasnya.
“Kami tidak rela,” ungkap Munif soal beredarnya atribut HTI. [TB44/hi].
Tambahkan Komentar