TABAYUNA.com - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sudah almarhum. Namun, benih-benih HTI masih mencokol dan mekso untuk hidup lagi dan  mengganti NKRI menjadi negara khilafah. Ini harus dilawan, karena pemerintah sudah membubarkan ormas ini demi keutuhan NKRI.

Wajib Baca: Terbongkar, Aksi Bela Islam 299 adalah Agenda HTI
Baca juga: Media Propaganda HTI Bubar, Tapi Masyarakat Harus Tetap Waspada!
Lihat: Inilah Daftar Pengurus Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Se Indonesia Dari Unsur ASN, PNS, Pengusaha Dan Lainnya

Kiai Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq Yogyakarta, beberapa bulan lalu pernah menyampaikan alasan kuat mengapa HTI harus ditendang dari NKRI ini. Gus Muwafiq juga sempat ikut marah karena ada kelompok yang berupaya merusak tatanan negara yang sudah dibangun susah payah oleh para pendiri bangsa.

Menurut Gus Muwafiq, sejumlah negara telah menolak keberadaan gerakan politik Hizbut Tahrir Indonesia, termasuk Indonesia melalui terbit Undang-Undang Organisasi Kemasyarakatan (UU Ormas) belum lama ini. Organisasi pengusung ideologi khilafah itu memang semestinya “ditendang” karena akan merusak ideologi bangsa, Pancasila.

“Kenapa HTI dihinakan, kenapa HTI ditendang dari Indonesia. Karena HTI mengajarkan amanu wa amilussholihat, tapi mengingkari wahadzal baladil amin,” ucap Gus Muwafiq.

Demikian juga seperti Abu Bakar Baasyir yang mesti ditangkap dan tidak boleh keluar dari penjara. Karena Dia hanya mengajarkan amanu wa amilussholihat dengan melupakan wahadzal baladil amin.

“Dia mimpi baladil aminnya Saudi Arabiya. HTI (juga) mimpi baladil aminnya Palestina. Kita tidak pernah bermimpi itu. Kita orang Indonesia, mengajarkan amanu wa amiluusolihat, membetuk baladil amin Indonesia,” katanya dalam rekaman ceramahnya pada Februari 2018 lalu.

Baca: Siap-siap, Menritekdikti Instruksikan Rektor Data Dosen yang Ikut HTI
Baca: NU Garis Lurus itu ASRABI (Aswaja Rasa Wahabi) 
Baca: Savic Ali: Orang Islam yang Kayak Anjing Harus Diamper Sendal 

Lebih lanjut Gus Muwafiq menjelaskan, Al-Qur’an disamping mengajarkan amanu (iman) dan amilussholihat (perbuatan baik)  juga mengajarkan ahsani taqwim (bentuk yang sempurna). Dan bentuk terbaik itu jika dikaitkan dengan negara adalah  Indonesia yang ada saat ini.

Wattin menurutnya, merupakan simbol Nabi Nuh, wazzaitun simbol Nabi Isa dan Nabi Ibrahim, waturisinin simbol Nabi Musa. Sedangkan simbol Nabi Muhammad adalah wahadzal baladil amin, yakni demi ketentraman dan kemanan sebuah bangsa dan negara. Dimanapun, lanjut Gus Muwafiq, iman dan amal sholeh harus diajarkan, tapi jangan lupakan juga terciptanya ketentraman bangsa dan negara.

“Maka jangan mengaku umat Rasulullah kalau tidak mampu membentuk keamanan bangsa dan negara,” katanya. (tb44/ipin/di).
Bagikan :

Tambahkan Komentar